Sabtu, 25 Desember 2010

Peta Kitab Jenazah

Penyelenggaraan Jenazah
Skema :


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs724.snc4/64482_1286303177966_1841762705_565667_1433561_n.jpg
















Hendaklah kita memperbanyak mengingat kematian dan bertaubat dari segala kesalahan agar lebih giat beramal kebaikan dan menjauhi larangan Allah SWT. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang yang sakit parah:
1. hendaklah dihadapkan kiblat (jikalau memungkinkan)
2. hendaklah diajarkan kalimat tauhid atau asma Allah saja
3. hendaklah dibacakan surat Yaa Siin

I. Mengenai Jenazah dan Orang Yang Akhir Ucapannya. "Laa Ilaaha Illallah"

Ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih, "Bukankah laa ilaaha illallah itu merupakan kunci surga?" Wahab menjawab, "Benar, tetapi tidak dinamakan kunci kalau tidak mempunyai gigi. Jadi, jika kamu datang dengan membawa kunci bergigi tentu kamu akan dibukakan, dan jika tidak demikian, pasti tidak dibukakan untukmu."[1]

629. Abdullah (bin Mas'ud) berkata, "Rasulullah bersabda (dengan suatu kalimat, sedang aku berkata lain. Nabi bersabda), 'Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia menyekutukan Allah dengan sesuatu (dalam suatu riwayat: Barangsiapa meninggal dunia sedangkan dia menyeru sekutu selain Allah), maka dia masuk neraka. Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (dalam riwayat lain: Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia tidak menyeru kepada sekutu selain Allah), maka ia masuk surga."

II.Perintah Mengantarkan Jenazah

630. Al-Bara' berkata, "Nabi menyuruh kami dengan tujuh hal dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau menyuruh kami mengiringkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang dianiaya (dalam satu riwayat: membantu orang yang lemah dan menolong orang yang teraniaya, tanpa menyebut memenuhi undangan 7/128), melaksanakan sumpah, menjawab (dalam satu riwayat: menyebarkan 6/143) salam, dan mendoakan orang yang bersin. Beliau melarang kami dari tujuh hal yaitu bejana perak, cincin emas, sutra murni, katun campur sutra, dan sutra tebal (dan dalam satu riwayat: sutera tipis 7/124), (dan menaiki pelana sutra di atas keledai 7/48)."

631. Abu Hurairah r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya itu ada lima perkara. Yaitu, menjawab salam, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah, mengabulkan undangan, dan mendoakan orang yang bersin."

III. Keutamaan Orang yang Kematian Anaknya Lalu Ia Bersabar dan Ridha. Allah Berfirman, "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

638. Anas bin Malik r.a. berkata, "Nabi bersabda, 'Tidak ada seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga orang anak nya yang belum balig kecuali Allah akan memasukkannya ke surga karena anugerah rahmat Nya kepada mereka.'"

639. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, 'Tiada seorang pun dari orang muslim yang ditinggal mati oleh tiga anaknya (yang belum balig)[8] lalu ia masuk ke dalam neraka, kecuali hanya sekadar waktu yang lamanya seperti membebaskan diri dari sumpah." Abu Abdillah mengatakan dengan mengutip firman Allah, "Tiada seorang pun dari kamu melainkan akan mendatangi neraka itu."

IV. Memandikan Mayit dan Mewudhuinya dengan Air Bercampur Sidr

Abdullah bin Umar r.a. memberikan wangi-wangian sewaktu memandikan anak Said bin Zaid yang meninggal dunia. Ia membawa anak itu, menshalati, dan Abdullah bin Umar tidak berwudhu lagi.[9]

Abdullah bin Abbas berkata, "Orang Islam itu tidak najis, baik masih hidup maupun setelah meninggal dunia."[10]

Sa'ad (bin Abi Waqqash) berkata, "Kalau mayat itu najis, niscaya aku tidak akan menyentuhnya."[11]

Nabi bersabda, "Orang mukmin itu tidak najis."[12]

(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Athiyah yang akan disebutkan sesudah ini.")

V. : Disunnahkan Memandikan dengan Hitungan Ganjil dan Mendahulukan Anggota-anggota Yang Kanan

640. Ummu Athiyah r.a. (seorang wanita Anshar yang turut berbai'at, yang datang ke Bashrah untuk mencari anak nya, tetapi tidak menemukannya 2/74) berkata, "Rasulullah masuk kepada kami ketika kami sedang memandikan putri beliau seraya bersabda, 'Mandikanlah dengan siraman yang ganjil, yaitu tiga kali, lima kali (tujuh kali), atau lebih banyak dari itu-jika kamu memandang perlu-dengan menggunakan air dan daun bidara. Berilah kapur barus di akhir kalinya.' Beliau bersabda kepada kami ketika kami hendak memandikannya, 'Mulailah dengan anggota badan bagian kanan dan anggota-anggota wudhunya. Jika telah selesai, maka beritahukanlah aku.' Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu beliau. Lalu, beliau memberikan sarung beliau kepada kami seraya bersabda, 'Pakaikanlah (sarung ini) kepada nya.' (Dan beliau tidak menambah dari itu, dan aku tidak mengetahui putri beliau yang mana dia itu). Kami sisir dia (dan dalam satu riwayat: lalu kami ikat rambutnya) tiga ikatan. (Dan dalam satu riwayat: Ummu Athiyah berkata, 'Mereka uraikan rambutnya, kemudian mereka mandikan, lalu mereka ikat menjadi tiga.) (Sufyan berkata, 'Pada dua ubun-ubunnya dan dua tanduknya.' 2/75). Lalu, kami letakkan rambutnya ke belakang." (Dan Ayyub memperkirakan agar memakaikan pakaian beliau kepadanya. Begitulah Ibnu Sirin memerintahkan agar mayat wanita dikenakan padanya pakaian dan tidak dipakaikan sarung padanya).
(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Athiyah di atas.")

Sumber: teman

Al Qur'an digitaL


Al-Qur’an Digital merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan teknologi saat ini. Jenisnya pun macam-macam dengan berbagai fungsi yang berbeda-beda. Mulai dari yang berbanderol terjangkau, mahal bahkan gratis (freeware) yang bisa dipasang/digunakan untuk Komputer (PC/Desktop, Laptop-Note/NetBook) dan Ponsel (Hand/Smart/PDA-Phone) dengan berbagai Flatforms seperti: Windows, Linux, Mac, Android, Blackberry, Palm, Symbian, UIQ, Java dll. yang bisa disesuaikan dengan Flatform Komputer/Hp kita.


=====================------
Download/unduh SOFTWARE/APLIKASI AL-QUR'AN DIGITAL GRATIS (FREEWARE) untuk KOMPUTER
(PC/Desktop, Laptop-Note/NetBook) yang dilengkapi dengan Audio (Suara), Azan/Jadwal Shalat dan Terjemahnya dalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia, silahkan KLIK DISINI (untuk Windows 7/Vista/XP/2000/98/NT).


Download/unduh SOFTWARE/APLIKASI AL-QUR'AN DIGITAL GRATIS (FREEWARE) untuk PONSEL (Hand/Smart/PDA-Phone) plus Terjemahnya, silahkan KLIK DISINI (untuk berbagai macam Merek/Tipe Handphone/Hp).


POCKET QUR'AN (GRATIS/FREEWARE), tanpa suara (visual/teks/ayat): Silahkan KLIK DISINI (untuk Windows, Linux, MAC OS X, J2ME/Java, Android, Blackberry, Palm, MS Pocket PC, MS Smartphone, Nokia Series 60, Nokia 9500/9300 Series, UIQ2, Nokia Series 90).


QUR'AN RECITATION (GRATIS/FREEWARE), tanpa teks (audio/suara/murottal): Silahkan KLIK DISINI (.amr).


Untuk mempercepat download/unduh, silahkan KLIK DISINI.

Source: Al Qur'an digital kemudian SKI Jurusan Teknik Kimia UGM

Hadits web

HaditsWeb adalah sebuah software yang mengandung banyak sekali konten Islami yang bermanfaat seperti Al-Qur’an dan terjemahnya, Ringkasan buku hadits Shahih Bukhari, Kumpulan Hadits Shahih Muslim, Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi, Ringkasan Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, kumpulan sekitar 1100 hadits terpilih untuk keseharian setiap muslim, tentang sejarah singkat beberapa ahli hadits dan juga berbagai artikel penting seputar ilmu hadits.

Klik Here to Download (Free)

Source: Hadits web  kemudian SKI Jurusan Teknik Kimia UGM

Senin, 29 November 2010

ASMA'UL HUSNA

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Senin, 11 Oktober 2010

MUSIBAH DAN KESABARAN

Semua orang pasti pernah mengalami masalah atau musibah. bahkan kebanyakan orang sering menyalahkan Allah, dia menganggap Allah tidak adil. agar tidak terjadi hal itu, mari kita renungkan dan pelajari dari mana penyebab terjadinya musibah itu.

Musibah di golongkan kedalam tiga kategori, yaitu:
> Musibah sebagai Cobaan / Ujian
> Musibah sebagai Peringatan
> Musibah sebagai Balasan

Perlu kita ketahui, yang dapat mengkategorikan musibah yang sedang kita alami adalah diri kita sendiri.
Setiap kita mengalami masalah atau musibah perlu kita selidiki dari mana asal mulanya terjadi, dari diri kita sendirikah? atau dari orang laen? sebaiknya kita tidak langsung menyalahkan orang lain, karna itu tidak akan membuat diri kita bangkit. Cobalah kita introspeksi diri sendiri, dari mana musibah itu berasal, dan kita renungkan apakah musibah itu berupa cobaan? atau berupa peringatan? atau bahkan balasan dari perbuatan kita?
> jika berupa Cobaan, hadapilah dengan kesabaran.
> jika berupa Peringatan, bersabar, cari kesalahan yang akan kitakerjakan dan berusahalah untuk jadi yang lebih baik.
> jika berupa Balasan, bersabarlah, cari kesalahan yang kita lakukan, minta maaflah (jika bersalah pd orang lain atau Allah), jangan lakukan kesalahan itu lagi dan berusaha menjadi yang terbaik.

Perlu kita ketahui pula, apapun jenis musibah itu, baik berupa cobaan,peringatan, maupun balasan, harus kita hadapi dengan SABAR. karna Allah akan mengangkat derajat hambaya yang menghadapi musibah dengan sabar.

Ingatlah..!!!
"Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya di luar batas kemampuanya"

Bicara masalah sabar....
Sabar dibagi menjadi tiga, yaitu:
> Sabar ala Tho'at (sabar dalam menjalankan ketaatan)
> Sabar ala musibah (sabar dalam menghadapi musibah)
> sabar ala maksiyat (sabar untuk tidak melakukan maksiat)

Sabar ala thoat maksudnya adalah, kita harus sabar dalam menjalankan perintah Allah, dalam situasi apapun dan bagaimanapun. misalnya dalam menjalankan sholat, kita harus mengerjakan sholat walaupun kita lagi sakit atau sibuk dengan pekerjaan kita.

Sabar ala musibah maksudnya adalah, sabar ketika sedang mendapat musibah, tidak menyalahkan Allah, seperti yang saya terangkan diatas.

Sabar ala maksiyay adalah, sabar untuk tidak melakukan masiyat, dalam situasi apapun dan bagaimanapun. misalnya: walau ada kesempatan yang memungkinkan untuk mencuri uang kitaharus bisa menahan diri kita agar tidak malakukan perbuatan tersebut.

Diakui atau tidak bersifat sabar itu sangat sulit sekali, tapi walau begitu asal kita membiasakanya sejak dini, InsyaAllah dapat kita lakukan.

Semoga bermanfaat...!!!
Amiin...